Just Be You

It have been one year and half, i never write into this blog. How are you guys?. Yap menjadi robot pekerja menjadi salah satu alasan saya absen menulis, dan mencurahkan sebagian pemikiran saya. Pada akhirnya memendam sendiri, dan hanya random thought diantara mesin waktu. Just be you, itu tema yang ingin saya ambil pada tema tulisan kali ini. Menjadi unik dan menjadi diri sendiri, menjalani kehidupan yang kita mau tanpa didikte oleh orang lain. Well saya merasa kehidupan yang saya jalani adalah dikte atas orang tua saya, menjadi orang lain di cangkang yang kadang tidak aya inginkan. Tidak ada orang tua yang ingin anaknya hidup tidak layak. Semua ingin anaknya sukses, tetapi kadang orang tua memaksakan ambisi pada anaknya sendiri. Anaknya harus menjalani kehidupan yang tidak mereka inginkan, pada akhirnya yang kuat akan memberontak. Yang tiada kuat akan memendam kekecewan, menjadi  depresi kemudian bisa saja gila atau mati.


Bagi saya sendiri, menjalani willingness to life that you wanna live. Itu  sangat penting, ketika kamu bermimpi  ingin menjadi pengusaha, ingin melakukan apapun. Lakukanlah, karena semua waktu dan kehidupan adalah sepenuhnya hak veto yang kamu miliki dan jalani. Kehidupan yang kamu jalani hanya sekali, apakah mau mau terus-terusan hidup  didikte oleh orang lain?. Menjadi robot pekerja  dari pagi ke pagi ?. Menjadi hamba uang? atau tepatnya budak riba atas nama hedonisme  dan kemapanan?. Buat saya definisi bahagia itu sangat ambigu. Pada saat ini yang disoroti hanyalah kemapanan yang dibangun dari hutang?. Apakah kita cukup bahagia  dengan segala titel dan pencapaian, tetapi sesungguhnya itu semua kamuflase, kita menjadi hamba dunia hanya untuk membayar cicilan bank. Jika dikalkulasikan dalam hitungan matematika, sama dengan zero atau bahkan minus. Manusia  hanya membayar atas biaya kenyamanan.


Hiduplah sebagimana  engkau ingin menghabiskan sisa hidupmu, tanpa dikekang dan didoktrin oleh suatu hal yang membuatmu tidak orisinil. Kamu bebas  mau hidup dengan pilihan seperti apa, selama kamu siap atas segala  konsekuensi yang kamu ambil. Orang lain hanya bisa mencibir dan menyalahkan, tapi mereka tidak akan pernah bertanggung jawab dan membantu kala  kamu sulit. Bahkan orang tua kita sendiri pun hanya bisa menekan, tanpa pernah memikirkan rasa karsa. Kelak jika saya menjadi Ibu dan orang tua, saya akan membebaskan anak saya memilih kehidupan dengan jalan apapun, dan jalan yang membuat mereka bahagia. Bukan dengan jalan memaksakan dan meneruskan segala ambisinya. Tidak pantas dan tidak bijak, ketika orang tua tidak mampu berjuang kemudian mewariskan segenap permasalahan kepada anaknya. Anak adalah titipan Tuhan, bukan barang ekonomi yang disubstitusi dengan sesuatu didepannya. Hidup kala senja adalah tanggung jawab setiap individu masing-masing. Bukan malah menjadi beban untuk  anak-anak mereka. 


Menjadi orang lain  pada cangkang yang tidak kita inginkan sama dengan melelahkan. Kita mematikan potensi yang ada  dalam kita sendiri, tidak akan pernah berkembang secara maksimal. Yang ada hanya kepasrahan dan yasudahlah ya. Semuanya hanyalah rutinitas sekedarnya. Menjalani kehidupan atas nama orang lain sama dengan dijajah. Sama dengan kita menjadi budak, sama dengan tidak merdeka, dan sama dengan melanggar hak asasi. Jadi apakah kita akan terus berkutat menjadi orang lain? Lupa akan mimpi-mimpi sendiri?. Mimpi yang terbaik adalah mewujudkan mimpi orang lain berjalan bersama dengan kita secara beriringan. Tapi mimpi terbaik adalah menjadi diri sendiri dengan segala ambisi yang ingin dicapai, tanpa didikte lingkungan sekitar.


Selamat bermimpi dan menjadi diri sendiri. Just be you...!!!

Comments

Popular posts from this blog

Apakah Kamu Bahagia ?

Quarter Crisis Life Part Jodoh & Kehidupan (Part 2)

Catatan Perjalanan Pendakian Gunung Argopuro (Hampir Meregang Nyawa di Tengah Ganasnya Kebakaran Sang Hyang Argopuro)