Jalan Tuhan

Apa yang mereka perbincangkan tentang hari esok?. Aku terkadang tidak mengerti dimana letak masa depan. Orang tua kita selalu menyanjungkan kau harus berbuat yang terbaik, untuk masa depanmu nanti. Sebenarnya dimana batas masa depan ?. Masa depan adalah sebuah kata absurd bagi diriku sendiri. Tuhan Maha Membolak-Balikan Hati bisa merampas apapun dari kehidupan kita hanya dalam hitungan detik dan mengembalikannya dalam hitungan detik pula. Untuk apa kadang aku berfikir ? Apa untuk menguji kita anak manusia akan keimanan dan rasa syukur dari apa yang kita punyai?. Mengujikah Tuhan seberapa jauh keimanan kita dan kadar ketakwaan kita?.

Kadang tangis pilu tergantikan oleh tawa sesaat kemudian menangis kembali. Ada apa sebenarnya dalam jiwa setiap anak manusia. Terkadang aku beranalogi sebenarnya untuk apa kita hidup?. Untuk apa diciptakan surga dan neraka jika takdir manusia sudah ditentukan?. Dan untuk apa dunia yang carut marut diciptakan?.Sangat filosofis dan filsafat rasanya memikirkan jawaban itu semua. Pada akhirnya manusia hanya bisa menebak-nebak.

Seperti jalan kehidupan, tak ada yang bisa menebak. Tapi aku percaya manusia selalu mempunyai pilihan. Seperti memilih pasangan, ada cerita karibku sudah tahu lelakinya itu pemabuk dan anak klub, tetapi masih saja dia pacari hanya alasan takut sendiri, tidak mau kehilangan fans. Kemudian dia selalu datang kepadaku untuk menangis dan bercerita menyesal atas keputusannya. Padahal sudah kuperingatkan dari awal. Dia kemudian hanya menjawab, bukan mau ku untuk bersamanya, tapi mau Tuhan. Hey ketika hatimu memutuskan semesta akan mengamini.

Aku selalu percaya manusia selalu mempunyai pilihan, Tuhan hanya merestui langkah. Sama seperti dalam keadaan jatuh dan terhempas, apakah kita akan memilih menangis selalu, tanpa bergerak mencari jalan keluar.Aku percaya jalan Tuhan itu nyata.Ketika aku sudah merasakan segala pintu tertutup, maka akan ada pintu dan terang yang terbuka. Aku menangis iya, merasa tidak berguna pernah, merasa sombong pernah. Aku pun hanya manusia biasa yang bercampur segala keegoisan dan kelemahannya.

Pernah merasa apa yang dilakukan sudah maksimal tapi tiada hasil nyata? Pernah merasa seperti sampah yang tidak berguna apa-apa untuk sekitarmu?
Pernah ngerasa sepertinya Tuhan tidak adil?
Pernah rasanya kamu ingin mengakhiri hidup dengan bunuh diri ?
Pernah merasa doa-doa tidak dikabulkan dan kau marah pada Tuhan ?

Sahabatku pernah berkata seandainya tidak ada Surga dan Neraka mungkin aku sudah memilih mati.Semua manusia pernah berada di titik terendah, merasa seperti sampah yang menjadi beban, merasa tidak bermanfaat apapun. Tapi di titik terendah pun manusia selalu mempunyai pilihan. Pilihan untuk bergerak naik atau tetap jatuh. 

Apa yang dapat dilakukan ? Hanya menikmati, menguatkan doa, dan berupaya memperbaiki diri hanya itu. Sebab kala di titik terendah kadang kala seseorang menjadi bodoh,seberapa tinggi pendidikannya, seberapa kuat ia pernah menunjukkan, tetap saja jiwanya kosong dan rapuh. Jalan tuhan entah akan kemana menggiring semua anak manusia, aku sebagai manusia yang turut serta dalam lakonnya hanya bisa ikut serta memerankan peranku sebaik-baiknya dalam garis-NYA.

Semua pernah menangis, semua pernah jatuh, dan suatu saat pasti akan berakhir. Percaya itu akan ada pelangi selepas hujan badai


Comments

Popular posts from this blog

Apakah Kamu Bahagia ?

Cianjur Train Adventure

Quarter Crisis Life Part Jodoh & Kehidupan (Part 2)