Posts

Akhir Sebuah Kisah

Kehidupan manusia dewasa itu sungguh unik. Kadang kita harus merelakan hal-hal yang sebetulnya krusial hanya karena hal-hal sepele. Saya merelakan melepaskan persahabatan yang sudah terjalin beberapa tahun lamanya, hanya karena masalah komunikasi. Bahwa benar ketika ego manusia  sudah berbicara. Merasa harga dirinya terkoyak, hati nurani  itu tertutup  seperti  goa es yang sulit  dijangkau. Iya kita tidak akan pernah bisa menyenangkan dan memenangkan hati semua orang. Tidak  akan pernah bisa, karena waktu kita terbatas.  Semakin dewasa dan semakin menua.  Diri ini terkadang sedih,  ada banyak hal yang nampaknya sederhana tetapi itu memiliki makna yang kompleks.Seperti  persahabatan dengan seseorang misalnya. Ada setiap  masa dengan setiap pemeran didalamnya. Hanya saja rasanya seperti hati yang patah.  Ada rongga yang kosong,  dan menganga yang hanya bisa dirasakan saja. Mencoba  menjelaskan, tetapi tertolak. Setiap kata seperti bara api,yang kian membakar. Saya sekali lagi belaja

Tidak Semua Harus

Berbeda bukankah tidak berdosa. Kenapa kita harus selalu mengikuti arus. Cobalah sejenak bertanya kepada diri sendiri, jika aku mengikuti orang kebanyakan, bukankah disana ada kompetisi yang demikian ketatnya. Kenapa semua harus dikatakan sama dan dikatakan ideal. Seperti pendidikan, pernikahan, pekerjaan, dan kehidupan. Semua mengatakan menghargai perbedaan dan  multicultural . Tetapi semua tidak siap jika ada seseorang yang mengambil keputusan berbeda. Dianggap aneh, tak umum, tak lazim. Bukankah manusia memang berbeda?. Rangkaian gen DNA pun berbeda, warna kulit, tampilan fisik, ras, bangsa, Bahasa. Semakin tua saya semakin berfikir, tidak semua bisa disamakan. Kecepatan menyelesaikan pendidikan tinggi, mendapatkan pekerjaan impian, bahkan melakukan pernikahan. Semua manusia berjalan pada koridornya masing-masing. Menyelesaikan bab demi bab sendiri-sendiri. Tidak ada yang benar-benar lambat atau cepat. Nikmati saja momennya, prosesnya, tiap detik yang berjalan. Nikmati semuanya unt

Kupang Titik Terluar di Selatan Indonesia

Image
Kata mereka percayalah pada mimpi-mipi yang ditambatkan di langit. Saya percaya dengan kata-kata tersebut. Yakinlah kelak semua akan terlaksana. Begitulah dnegan perjalanan, niatkanlah kemana engkau ingin pergi. Maka ketika berniat kita telah setengah berjalan. Sama seperti kegiatan perjalanan menuju Kupang. Meskipun hampir setahun lewat, saya masih ingat rasanya memori ketika mengunjungi Ibu Kota Nusa Tenggara Timur itu. Kala itu saya memilih transit untuk menuju Labuan Bajo, dengan melakukan transit di Kupang. Ini adalah perjalanan saya perdana menuju titik timur Indonesia, Toh saya berpikir bisa jadi cuma seumur sekali kesana. April 2018 itulah awal mula perjalanan saya sebelum melakukan long trip di Flores. Dikarenakan waktu yang terbatas, saya menyewa porter bandara dengan sepeda motornya untuk berkeliling di Kota Kupang. Bertepatan dengan Jumat agung, suasana kota Kupang sangatlah sepi. Karena semua penduduk sedang melakukan ibadah di Gereja.  Hal unik yang saya temu

Menata Otak dan Jiwa

Ikhlas adalah sebuah kata, dimana anak manusia semua menyadarinya. Selalu dikatakan di mulut, tetapi pada prakteknya amat sangat sulit untuk dilaksanakan. Berbicara mengenai ikhlas adalah perkara menerapkan keimanan jiwa. Apa yang membuat sulit?. Ego, ego manusia yang menyebabkan ikhlas sulit, dan perasaan tidak bisa menerima kenyataan. Sepenuhnya ikhlas adalah merupakan rasa sakit, memaafkan sepenuhnya, dan tidak pernah membahasnya lagi. Saya pun sampai detik ini belajar, dan masih harus banyak belajar ikhlas. Belajar ikhlas atas segala kegagalan studi, ikhlas atas segala kehilangan, atas segala realitas yang tidak sesuai kenyataan, dan segala hal yang berjalan tidak sesuai rencana. Baru-baru ini saya bertukar pikiran dengan seorang kawan yang cukup sepuh, dan banyak makan asam garam kehidupan. It is called TOXIC MIND . Apa itu toxic mind? toxic mind adalah ketika pikiran kita terlalu berfokus akan sesuatu, sehingga mendrive atau mengarahkan kita kepada hal tersebut. Tetapi sesu

Just Be You

It have been one year and half, i never write into this blog. How are you guys?. Yap menjadi robot pekerja menjadi salah satu alasan saya absen menulis, dan mencurahkan sebagian pemikiran saya. Pada akhirnya memendam sendiri, dan hanya random thought diantara mesin waktu. Just be you, itu tema yang ingin saya ambil pada tema tulisan kali ini. Menjadi unik dan menjadi diri sendiri, menjalani kehidupan yang kita mau tanpa didikte oleh orang lain. Well saya merasa kehidupan yang saya jalani adalah dikte atas orang tua saya, menjadi orang lain di cangkang yang kadang tidak aya inginkan. Tidak ada orang tua yang ingin anaknya hidup tidak layak. Semua ingin anaknya sukses, tetapi kadang orang tua memaksakan ambisi pada anaknya sendiri. Anaknya harus menjalani kehidupan yang tidak mereka inginkan, pada akhirnya yang kuat akan memberontak. Yang tiada kuat akan memendam kekecewan, menjadi  depresi kemudian bisa saja gila atau mati. Bagi saya sendiri, menjalani willingness to life that you

Menghabiskan Jatah Gagal

Image
Sepuluh tahun yang lalu saya bermimpi bahwa pada titik usia selepas 25 saya menjalani hidup yang ideal sudah memiliki rumah, kendaraan pribadi, berkeluarga, mempunyai karier yang bagus. Tapi mimpi memang selalu indah untuk dijalani. Pada akhirnya kehidupan manusia dewasa selalu mengenyampingkan mimpi dan idealisme dan selalu ada ucapan " Udah jangan ngoyo, jalanin aja yang ada ". Seolah kita dilarang bermimpi kembali... Refleksi mengenai kehidupan saya pribadi saat ini menjelang usia 27 tahun saya sendiri masih berjibaku dengan tugas sebagai mahasiswa akhir untuk merampungkan tesis saya yang sudah telat lulus alias hampir DO jika tahun depan ingin tidak selesai, dan masih hidup dikosan serta belum berkeluarga. Hingga saya malah keluar dari pekerjaan saya. Bukan kehidupan sempurna bukan untuk dijalani ?. Masih tahap merangkak dan meniti. Pernah merasa ada di titik kok temen-temen saya udah pada nikah, udah punya kerjaan dan karier settled, udah punya keluarga kecil. D

Hilang

Apa yang kamu ketahui tentang sebuah makna kehilangan? Kehilangan rasa nyamankah? Kehilang sebuah kebiasaankah? Atau kehilangan sebuah status? Pernah kamu tahu rasanya kehilangan? Kehilangan rasanya seperti dihujam pedang nan tajam masuk ke ulu hati, dan mulut tak dapat lagi berteriak hanya menahan tangis terdiam dalam pejaman mata. Kehilangan itu merasakan kehilangan sebagian duniamu, ketika segalanya adalah terasa runtuh. Pernah kamu merasakan sangat menggenggam sesuatu kemudian hilang? Pernah kamu mencoba menyimpan segala mimpi dan asa masa depan kemudian luntur dan luruh? Aku pernah.....