Pagi Itu...
Diawali kokok ayam jantan,rasanya mata masih malu – malu untuk terbuka. Tetapi dengan sendirinya saya coba pergi membasuh muka dan berwudhu dengan dinginnya air daerah pegunungan,kemudian segera bergegas solat Shubuh. Setelah itu dengan cuaca yang masih dingin saya coba tuk duduk di balkon.Kabut itulah yang pertama kali saya lihat,diiringi kicauan burung – burung dan bunyi tonggerek yang saling menyahut satu sama lain. Diri ini menghela nafas panjang,yaaa…saya selalu mencintai pegunungan. Keadaan bertambah syahdu dengan bunyi derasnya air di sungai,yang selalu menjadi irama terapi yang menyejukkan jiwa ini. Yap..pagi ini kabut turun dengan malu – malu di daerah perbukitan. Yang ditemani hujan rintik – rintik. Menambah wangi rerumputan,yap..saya selalu mengagumi hutan dan selalu mencintai wangi rerumputan yang basah karena hujan. Sampai detik ini,saya hanya bisa mengucapkan syukur pada Tuhan. Karena jiwa ini masih bisa menikmati indahnya pagi dengan mentari yang masih malu – malu