Menyapa Senyuman di Tanah Para Dewa


Peta Wisata Wonosobo

Kata orang Dieng itu sangat cantik, tanah para dewa, surganya tanah Jawa. Melihat-lihat kecantikan Dieng melalui foto-foto para teman traveler di beberapa forum membuat saya penasaran juga lama kelamaan. Kebetulan saya berkesempatan mengunjungi Dieng pada liburan Lebaran Idul Adha tahun lalu. Saya pergi kesana tanpa menggunakan tour travel melainkan ngeteng alias jalan sendiri. Dalam perjalanan saya kali ini ditemani Aldi. Sebenarnya trip Dieng ini pelarian dari gagalnya double summit gunung Sindoro-Sumbing. 


Kereta pada saat itu penuh, maklum musim pulang kampung. Akhirnya setelah kesulitan mencari-cari bus, kami mendapatkan bus Damri yang merupakan bus tambahan. Berangkat dari Terminal Rawamangun pada pukul 5 sore, FYI jangan beli tiket ngedadak ya, pasti habis. Harga tiket melonjak drastis, kalo tidak salah kami mendapatkan karcis bus seharga Rp.160.000/orang. Meninggalkan Jakarta, Bus Damri ini berhenti di daerah Indramayu saat dini hari, dan Shubuh di Purwokerto. Kami sampai di Terminal Wonosbo sekitar pukul 6 pagi. 


Kondisi saat itu masih sangat sepi, diberitahu warga local bahwa kami harus ngangkot terlebih dahulu untuk mendapatkan elf ke Dieng dekat RSUD Wonosobo. Akhirnya kami menaiki angkot dan membayar tariff Rp.2.000/orang. Setelah itu kami beralih menggunakan elf dengan tarif Rp.10.000/orang. Memakan waktu perjalanan sampai 2 jam dengan kondisi jalanan berkelok-kelok, akhirnya kami sampai di pertigaan Dieng sekitar pukul 10 pagi. FYI agak-agak ngeri kalo bawa bus kapasitas 40 orang ke atas sampai Dieng, karena kondisi jalanan sempit dan rawan longsor. Saya sarankan jika yang mau ke Dieng baiknya bawa mobil long elf kapasitas 19 orang, atau mini bus kapasitas 28 orang.


Homestay yang paling terkenal dikalangan para pejalan adalah Bu Jono, tetapi kami tidak menginap disana, kami menggunakan homestay Kharisma yang jauh lebih nyaman. Kisaran homestay di Dieng antara Rp.150.000-Rp.200.000 per malam. Saran saya jika musim liburan baiknya jauh-jauh hari memsan penginapan karena pasti sold out. Leyeh-leyeh sebentar dan makan siang, kemudian kami siap menjelajah Dieng. FYI kita cukup membeli tiket terusan untuk dapat memasuki kawasan wisata Dieng untuk masuk kawasan Telaga Warna, Kawah Sikidang, dan Kawasan Candi Arjuna, serta Dieng Plateau Theater. Lebih mudah untuk mengunjungi destinasi di Dieng dengan membawa kendaraan pribadi seperti mobil atau dapat pula menyewa motor dengan harga kisaran Rp.50.000-Rp.80.000/hari diluar bensin.

Kawasan Telaga Warna


Untuk masuk kawasan Telaga Warna dikenakan lagi tarif masuk sebesar Rp.2.000/orang. Didalam kawasan ini banyak terdapat beberapa objek lainnya antara lain Telaga Warna, Telaga Pengilon, Goa Semar, Goa Jaran, dan Goa Sumur. Tetapi destinasi yang paling terkenal adalah Telaga Warna yang mana warnanya bisa berubah-ubah antara hijau tosca, dan biru. Hal ini dikarenakan pantulan cahaya matahari terutama saat cuaca cerah. Menurut saya ini merupakan primadonanya. Telaga ini sangat luas ditambah ada permainan outbond yang melintas area telaga. Terdapat fasilitas toilet, mushola, dan parkiran. Dekat kawasan parkiran banyak penjual Mie Ongklok yang merupakan khas daerah Wonosobo. Tapi harganya agak mahal dikisaran angka Rp.15.000/porsi.

Pintu Masuk Utama Kawasan Telaga Warna
Harga tiket masuk Kawasan Telaga Warna
Telaga Warna Dieng
Selanjutnya ada Telaga Pengilon. Luasnya tidak sebesar Telaga Warna, tetapi area ini dikelilingi rerumputan yang tumbuh liar, tetapi saat cuaca cerah dapat menjadikan spot  terbaik. Untuk yang ingin mendapatkan foto cantik antara Telaga Warna dan Telaga Pengilon dapat naik ke atas bukit dengan tracking sekitar 15 menit ke arah kanan. Disana view kearah telaga dapat terlihat dengan jelas. Sayangnya karena hujan rintik-rintik kami tidak sempat naik ke atas bukit.

Telaga Pengilon
Puas menikmati Telaga Pengilon, kami berlanjut keliling-keliling area lainnya. Kemudian kamu menemukan batuan yang mirip zaman purbakala, ternyata batuan tersebut merupakan petilasan yang berada dekat goa-goa yang biasa digunakan untuk bertapa.Dikawasan ini terdapat 3 goa yakni Goa Jaran, Goa Sumur, dan Goa Semar. Bentuknya kecil hanya bisa diisi dan lewati sekitar 2 orang, dan letaknya ada yang dibawah permukaan tanah.
Batuan untuk semedi

Goa Semar

Dieng Plateau Theater
Dieng Plateau Theater
Destinasi selanjutnya adalah Dieng Plateau Theater, untuk masuk kawasan ini tidak dikenai tiket masuk karena sudah termasuk dalam tiket terusan. Disini diputar sebuah film tentang Dataran Tinggi Dieng. Durasi selama 30 menit, didalamnya berjejer kursi penonton layaknya bioskop di mall. Setiap detail obyek wisata Dieng dibahas secara mendetail. Selain itu wajib dicoba disini adalah jajanan kentang gorengnya. Sangat enak, karena Dieng terkenal penghasil utama kentang di tanah Jawa.
Gedung pertunjukan Dieng

Kawah Sikidang
  
     Kawah Sikidang adalahkawah lama Gunung Pangonan yang masih aktif mengeluarkan lumpur dan gas sulfur. Lumpur tersebut berasal dari dapur magma yang berada dibawah kawah. Dapur magma ini menghasilkan panas dan nergi serta tekanan ang sangat tinggi. Apabila tekanan mencapai ambang batas maka dapat terbentuk kawah baru. Kawah ini diperkirakan berumur 250.000-10.000 tahun lalu sekitar Kala Pleistosen. Jangan lupa kenakan masker ya saat akan mengunjungi lokasi, karena bau belerang sangat menyengat.
Peandangan Kawah Sikidang
Menurut legenda yangberkembang di masarakat, pada zaman dahulu di Dataran Tinggi Dieng terdapat istana milik seorang ratu yang sangat cantik, yakni Ratu Shinta Dewi. Pada suatu hari sang Ratu dilamar seorang pangeran yang kaya raya dan tampan. Yaitu Pangeran Kidang Garungan. Namun, Ratu Shinta Dewi kecewa karena pangeran tersebut tidak setampan yang diceritakan. Pangeran Kidang Garungan ternyata berbadan manusia dan berkepala kijang. Cara untuk menolak lamaran itu, Ratu Shinta Dewi mengajukan syarat untuk  dibuatkan sumur yang besar dan dalam. Ketika sumur hampir selesai dibuat, Ratu Shinta Dewi dan para pengawalnya menimbun sumur tersebut dengan tanah saat Pangeran Kidang Garungan masih berada didalamnya.
Kepulan Gas Sulfur yang dihasilkan kawah
      Ketika sang pangeran berusaha untuk keluar dari sumur itu dengan cara mengerahkan kesaktiannya, sumur itu   tiba-tiba menjadi panas, bergetar, dan meledak-ledak. Pangeran itu hampir saja keluar dari sumur namun ratu dan pengikutnya terus menimbun sang pangeran hingga tidak dapat keluar lagi. Sang pangeran akhirnya marah, dan mengutuk Ratu Shinta Dewi dan eturunannya kelak akan berambut gembel. Bekas sumur Pangeran Kidang Garungan itulah yang menjelma menjadi Kawah Sikidang.

Menyapa langit
Kawasan Candi Gatotkaca

Komplek Candi Gatotkaca

Pemandangan dataran tinggi Dieng dari kawasan Candi Gatotkaca
Menaiki motor sekitar 10 menit dari Kawah Sikidang. berikutnya kami menuju Kawasan Candi Gatotkaca. Lokasinya berdekatan dengan Kawasan Candi Arjuna dan Museum Kailasa Dieng. Tempatnya berada di pinggir jalan raya. Serta bersebrangan dengan museum. Kawasan ini hanya memiliki satu candi utama, tetapi memiliki pemandangan lepas kesegala penjuru Dataran Tinggi Diengyang sangat cantik.



Candi Gatotkaca

Kawasan Candi Arjuna

      Untuk memasuki kawasan ini kita harus berjalan menuruni tangga, dan menyusuri tangga terlebih dahulu dari area parkiran dekat dengan Candi Gatotkaca. Area Candi Arjuna berada dikawasan tengah-tengah Dataran Tinggi Dieng yang dapat melihat pemandangan searah 360 derajat dilingkupi bukit. Jalanan menuju kawasan utama banak diapit oleh pohon pinus. Jalanannya cukup bagus hanya saja sangat disayangkan ada sampah-sampah kecil dihijaunya deretan pepohonan pinus. Serta beberapa peminta-peminta yang mengurangi keelokan dan ketertiban daerah tersebut.

U
Jalan menuju Kawasan Candi Arjuna

Salah satu candi di kawasan Candi Arjuna
      Di tengah-tengah area Candi Arjuna terdapat 5candi utama, yang berjejer secara vertikal dan lurus. Area ini cukup lapang dan ditambah ada pertunjukkan tradisional seperti Wayang Orang, yang memakai baju adat Jawa disertai dengan iringan musik gamelan. Suasana syahdu langsung terasa kental nuansa Jawa. Tempat ini merupakan tempat untuk sun set terbaik sebab pandangan luas tanpa batas akan langit terdapat di area ini. Selain itu waktu terbaik kunjungan ke tempat ini saat pagi hari atau sore hari menjelang senja. Sebab tidak ada pepohonan, kala siang hari mungkin akan terasa panas sekali.
When travel is everything....
6
Museum Kaliasa Dieng


Museum Kailasa Dieng
     Untuk memasuki museum dikenai lagi tarif tambahan sekitar Rp.5.000/orang. Museum ini memiliki bentuk lingkaran sepertu studio seni. Didalmnya dapat diketahui sejarah Dieng, kenakeragaman tumbuhan, penjelasan mengenai kebudayaan dan kehidupan sehari-hari warga Dieng. Ditemui pula arca dan batuan dari candi yang ada di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Singkatnya disini ada bukti-bukti miniatur mengenai segala hal yang berkaitan dengan Dieng.
Salah satu koleksi museum batuan prasejarah dan arca



Kawah Sileri

     Perjalanan kemudian kami lanjutkan keesokan harinya, mengendarai motor sekitar 30 menit dari homestay kami menginap ke arah Kabupaten Banjarnegara, tujuan kami adalah Kawah Sileri. Kawah ini merupakan kawah baru di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Untuk masuk dikenai tarif Rp.5.000/orang. Kawah ini sangat cantik dibandingkan kawah yang lainnya sayangnya kami tidak dapat turun, hanya dari atas dan pos yang sudah disedikan untuk dapat menikmati kecantikan Kawah Sileri.
Per
Pintu masuk Kawah Sileri
Harga tiket masuk

Kawah Sileri

Sumur Jalatunda

     Destinasi berikutnya adalah Sumur Jalatunda, menuruni jalanan yang sangat curam menuju lokasi ini. Harga tiket masuknya sebesarRp.5.000/orang. Untuk dapat melihat sumur ini kita harus menaiki anak tangga terlebih dahulu selama 10 menit. Lumayan ngos-ngosan juga. Sumur ini mempunyai kedalaman sekitar10 meter menurut penjaganya. Disana ada sebuah saung dan tembok pembatas yang melindungi kita dari pinggiran sumur. Uniknya ada yang berjualan batu-batu berukuran kecil, konon katanya jika kita bisa melemparkan batu kecil tersebut ketengah-tengah sumur, maka segala permintaan kita akan terkabul. Iseng-iseng saya pun mencobanya :D .
Tangga menuju Sumur Jalatunda

Sumur Jalatunda

Sumur dan Kawah Adem Sari
Sumur Adem Semar
Kawah baru di kawasan Dataran Tinggi Dieng
Tujuan kami yang terakhir adalah kawah dan sumur Adem Semar. Letaknya lumayan jauh dari lokasi sebelumnya. Kawah ini cenderung sepi pengunjung, karena letaknya lumayan jauh dari Telaga Warna, yang mungkin merupakan sentralisasi wisata Dieng. Membayar tiket masuk lagi Rp.15.000/orang. Kami ditemani sang kuncen menuju Sumur Adem Sari. Menuruni tangga yang kanan kirinya merupakan kawah aktif dengan asap yang mengepul sesekali menutupi jalanan kami. Konon kalau membasuh wajah 3x dengan air sumur ini, apa yang kita inginkan dapat terkabul. Lagi-lagi saya iseng dan mencoba, tetapi anehnya diminta untuk membayar uang seikhlasnya, kuncen tersebut bilangnya uang kebersihan. Hehehe...wisata di daerah Jawa memang banyak mitosnya ya.

Dataran Tinggi Dieng

Tanah pertanian di kawasan Dataran Tinggi Dieng


 Semoga catatan perjalanan ini membantu teman-teman yang akan berlibur ke Dieng. Selamat berlibur......



































Comments

Popular posts from this blog

Apakah Kamu Bahagia ?

Cianjur Train Adventure

Quarter Crisis Life Part Jodoh & Kehidupan (Part 2)