Believing Your Dream


Pernah tahu kalo mimpi bisa mengantarkan kehidupan yang lebih baik? 
Pernah dengar bahwa manusia yang mempunyai mimpi artinya tahu kemana seharusnya dia melangkah?
Pernah dengar kalo mimpi itu penggerak segala doa,dan jika kita bermimpi setengah perjalanan menuju realita?



Kata orang saya adalah pemimpi, pemimpi ulung.Begitulah saya mendeskripsikan diri saya sendiri. Kehidupan memang berjalan kadang tak semestinya dan tak seharusnya kita mau.Tapi saya tahu tidak ada yang tiba-tiba. Semua rancangan kehidupan sudah digariskan oleh Tuhan. Tetapi manusia yang menjalaninya. Saya termasuk seorang perencana yang baik terbiasa menuliskan target apa-apa yang saya mau. Dan saya menuliskannya biasanya dalam buku target yang saya miliki.Biasanya tahun-tahun berikutnya saya buka kembali catatan saya dan menyadari bahwa sebagian besar mimpi dan terget saya tercapai. Dulu saya pernah bermimpi memiliki bisnis trip organizer dan tour and travel sebelum pertengahan 2013 berakhir. Dan voila semua terjadi dan bisnis tersebut akhirnya mengantarkan saya memasuki jenjang pendidikan magister sampai dengan saat ini dengan segala asam, pahit, manis, dan rasa lainnya.

Bagi saya sendiri mimpi dan niat adalah rentetan proses dari doa yang membuat segalanya menjadi nyata. Kita sebagai manusia seharusnya membuat desain seperti apa kehidupan yang kita inginkan. Bagaimana kita ingin menjalani sisa hidup kita. Dan rentetan tulisan di buku kecil target yang saya miliki, saya percaya kekuatan itu bisa menjadi penggerak langkah kehidupan ketika kita bahkan tidak memiliki apapun dan hanya semangat membara untuk membuat segalanya jauh menjadi lebih baik.

Bukti mimpi lainnya saya menargetkan dan bermimpi IPK saya untuk program magister yang sedang saya jalani saat ini adalah 3,8 dan voila itu pun menjadi nyata. Saya pernah memimpikan melanjutkan pendidikan magister saya sebelum saya menikah dan Tuhan mengabulkannya. Saya percaya mimpi akan tetap terwujud selama kita masih memiliki semangat dan niat karena semua bergantung dengan niat dalam hati. 

Dulu saya sewaktu kuliah sarjana saya memimpikan untuk melanjutkan kuliah saya di luar negeri, meskipun akhirnya saya melanjutkan mimpi sekolah saya di Jakarta masih di Indonesia. Tetapi kebetulan pada saat ini saya mendapatkan dosen pembimbing seorang guru besar UI namanya Prof. Dr. Azhar Kasim. Beliau adalah lulusan Amerika. Kata teman-teman kampus saya beliau sulit dan saya bisa lulus telat. Dimana kebanyakan teman-teman kampus saya saat ini belajar hanya guna mengejar gelar saja. Kemarin malam kebetulan saya melakukan komunikasi via telepon dengan sahabat saya bernama Eka, dia adalah seorang dosen dan akademisi yang mengabdi di almamater kami menghabiskan masa kuliah sarjana. Akhirnya saya menceritakan kondisi dan keadaan tentang thesis saya saat ini dan keinginan untuk tetap melanjutkan sekolah di Amerika Serikat.

Lalu dia berkata bahwa semua insiden di dunia ini tidak ada yang kebetulan.Saya tanpa harus kuliah di UI mendapatkan pembimbing guru besar UI. Saya dan Eka tidak tahu apakah kedepannya saya akan melanjutkan sekolah ke US atau tidak. Tapi kata-katanya jika saya memiliki pembimbing profesor UI dan apalagi jebolan US sama seperti negara tujuan saya ingin melanjutkan hidup dan mimpi saya akan memudahkan mendapatkan surat referensi untuk pengajuan beasiswa nanti. Dan entah secara sadar atau tidak profesor pembimbing saya sewaktu sarjana pun mendapatkan gelar PhD nya di Amerika Serikat. Dan sahabat saya mengatakan lagi mungkin tidak akan semudah dan segampang teman-teman kamu lainnya yang lulus dengan cepat. Bukankah kamu ingin mencari ilmu, masih muda, dan masih idealis. Nah inilah saatnya menyerap ilmu dosen pembimbingmu sebanyak-banyaknya. Memang pada saat tugas akhir baik thesis atau skripsi akan lebih banyak jatuhnya tapi disitulah proses penguatanmu. Oh Dear...Eka memang satu-satunya sahabat saya yang dapat saya ajak diskusi karena kami sama-sama education minded. 

Percakapan semalam itu menjadikan saya seolah memiliki semangat kembali untuk mengejar segala ketertinggalan saya, mengejar segala mimpi-mimpi saya yang tertinggal. Entah apa yang akan terjadi didepan saya. Semoga doa saya dan mimpi saya dikabulkan oleh Tuhan. Tidak mungkin untuk berlari kencang tetapi harus merangkak dan terseok dulu baru bisa berlari cepat. Dan merefleksikan kembali mimpi-mimpi saya yang terwujud. Saya percaya tidak ada kebetulan, tidak ada yang tidak disengaja. Saya hanyalah tinggal menjalani apayang sudah saya pilih dengan segala resikonya. Maka jangan pernah takut bermimpi meski kamu nanti akan terjatuh bahkan sampai terjerembab.....








Comments

Popular posts from this blog

Apakah Kamu Bahagia ?

Cianjur Train Adventure

Quarter Crisis Life Part Jodoh & Kehidupan (Part 2)