Quarter Crisis Life Part Jodoh & Kehidupan (Part 2)

Seperempat abad sudah lewat kegamangan akan jodoh pun kian memudar. wakakak dulu saya masih inget pengen banget nikah pas usia 24 tahun dan usia 25 sudah punya bayi. Tapi ternyata semua rencana meleset. Sekarang kalo ajang reunian sama temen deket pas SMP atau SMA udah bawa buntut masing-masing ada yang anaknya udah 2 tahun, masih bayi, atau lagi hamil, dan udah menikah tapi belum dikaruniai anak. Dan saya masih asik dengan kesendirian. Syeileh maafkan curhat. Pada awalnya sih ketar-ketir sendiri duh apa yang salah dengan diri ini,apa saking gak lakunya gak ada yang mau nikahin saya. Apa yang kurang ya? Banyak pertanyaan yang akhirnya berkecamuk dalam diri sendiri. Ini lah itu lah,anu lah. Dan pada akhirnya iya sih capek sendiri.

Menurut secara psikologis dan kesehatan usia perempuan 24-25 tahun memang adalah usia yang paling bagus untuk menikah dan mempunyai keturunan. Beberapa orang mengatakannya usia emas dimana rahim sedang bagus-bagusnya kondisinya dan secara psikis wanita sudah siap mentalnya untuk berkeluarga dan mempunyai anak serta melepaskan sedikit egoisnya.Saya pun memimpikan menikah di usia 25 tahun dan mempunyai kondisi kehidupan ideal seperti sudah mempunyai karier yang seattle atau mapan, punya rumah sendiri, dan mobil pribadi. Indah sekali bukan seperti mimpi.

Tapi kadang realita tak seindah mimpi kawan. Pada usia 25 saya masih seperti bayi berusia 2 tahun yang masih belajar melancarkan jalan agar dapat berlari kencang.  Masih menjadi cungpret alias kacung kampret masih menjadi passengerdi perusahaan orang,masih berusaha menyeibangkan penghasilan dengan gaya hidup, masih harus berjuang kuliah dan berkutat dengan dosen killer dan thesis saya dibantai habis, dan masih harus kesana kesini dengan angkutan umum, dan masih harus bobo nebeng di rumah orang. See jauh dari kata mimpi ideal. Masih dalam masa perjuangan kalo saya bilang sih. Mikirin biaya pernikahan yang ratusan juta dengan gaji pas-pasan aja kadang suka kepikiran nyampe gak ya buat resepsi. Singkat cerita sih masih tahap meraba-raba dan merangkak dalam kehidupan di dunia fana ini.

Saya sama dengan manusia dan keturunan Adam dan Hawa dibelahan dunia manapun. Masih banyak pertanyaan yang terbersit di dalam dada, membuncah kalo kata orang-orang mah. Mengenai sebenernya buat apa kita hidup? Apa kontribusi kita buat dunia? Dimana letak eksistensi kita? Kapan saya nikah?Dengan siapa saya akan menikah? Akan tinggal dimana? Akan punya anak berapa? Bisa gak sih saya nanti jadi orang tua yang baik buat anak saya?. Dan semacam berbagai pertanyaan lainnya yang buat otak panas kalo dipikirin kepanjangan. Bukan berarti gak mau mikirin masa depan lagi yah.

Ada sahabat saya bilang yang sudah menikah dan lagi hamil "Mau kamu nikah sekarang atau nanti sama-sama juga nyungseb. Setiap orang kan rasanya kalo ngejer karier sama kuliah bisa didapetin siapapun tapi kalo cerita tiap keluarga beda-beda dan gak akan pernah sama satu dan yang lainnya". Dan saya cuma bisa senyum aja ngedengerin dia ngoceh. Kalo kalian tanya pendapat pribadi saya sendiri gimana. saya sepakat dengan apa yang sahabat saya katakan. Tetapi saya punya beberapa prinsip dan pemikiran seperti ini :
  1. Kata orang memang ketika kita sebagai wanita menemukan orang yang udah mau nikahin kita nerima aja selama punya kerjaan yang jelas dan bisa menghidupi kita. Tapi kawan pernikahan itu sekali seumur hidup kalo cuma asal nerima doang mah apa mau punya suami yang gak tanggung jawab kitanya ngerasa gak cocok dan ujung-ujungnya cerai? Amit-amit kan.
  2. Niatin aja kalo nikah, biaya gak kemana, menikah itu kan membuka pintu rezeki dalam ayat Allah juga sudah dijanjikan (buat yang muslim). Saya sendiri sepakat dengan pendapat tersebut, tapi harus dipikir dengan akal rasional sendiri untuk membiayai keluarga kita mau kerja apa, kemampuan dan keahlian kita apa untuk mendapatkan uang dan bertahan hidup. Karena uang gak akan jatuh dari langit begitu saja. Ibaratnya personal branding apa yang bisa kita jual kemampuan yang kita punya. Kalo pasrahin pernikahan dengan pemikiran nanti juga ada rezekinya ada uangnya. Haloooww popok sama susu kaleng aja udah mahal loh,belum vaksin bayi, biaya ngelahirin, cek dokter kandungan, asuransi pendidikan, uang masuk sekolah. Yakin cuma mau berkeyakinan Nanti juga ada rezekinya!!. Gak zaman !!
  3. Minta comblangin sana - sini usaha buat cari jodoh tapi akhirnya bersikap menyebalkan dengan jadi seseorang yang ngejer-ngejer lawan jenis dan nodong buat minta dinikahin segera. Aduh please jangan jadi lakik atau perempuan yang keteteran usia udah dewasa tapi belom nikah dan jadinya nurunin harga diri dan bersikap murahan gaet sana gaet sini. Mendingan ngejer mimpi yang belum kecapai kerja sesuai passion, bangun bisnis sendiri, kuliah lagi dan cari beasiswa keluar negeri dan memperbaiki akhlakul karimahnya. Perbaiki ilmu agamanya dan kepriadiannya. Bahasa gaul sekarang mah memantaskan diri. Jadi kalo jodohnya udah dateng kita sudah selesai berbenah dengan diri sendiri dan siap meangkah bareng-bareng.
Pada akhirnya biarlah orang-orang dengan credonya masing-masing. Biarin aja mereka mau ngomong apa. Pada akhirnya kehidupan kita gak akan berhenti dari kata KAPAN??. Misalnya :
  1.  Kapan lulus?
  2. Kapan kerja?
  3. Kapan lamaran?
  4. Kapan nikah?
  5. Kapan punya anak?
  6. Kapan punya rumah?
  7. Kapan punya mobil?
  8. Kapan nambah anak?
  9. Kapan anaknya sekolah?
  10. Kapan anakya lulus?
  11. dan kapan-kapan lainnya kalo ditanyain "Kapan mati?" wkwkwk gimana tuh

Jadi kehidupan kita adalah versi kapan dan kapan, yang kapan-kapan bakal kejawab seiring berjalannya waktu. GOD IS DIRECTOR. Tuhan lah yang mempunyai rencana dan sebaik-baiknya skenario bagi kehidupan anak manusia. Secara idle dan sadar manusia harus berperan sebaik mungkin dalam waktu dan kehidupan yang Tuhan kasih. Yuk sama-sama memperbaiki diri sendiri agar bisa terus lebih baik lagi, yuk sama-sama kejar segala mimpi dan ambisi yang belum tercapai, mumpung masih sendiri dan belum repot urusin buntut. Yuk sama-sama kejar karier dan bahagiain keluarga terutama orang tua kita. Sebelum waktu kian sempit. Dan yuk sama-sama berdoa supaya jodoh kita kelak baik dan bisa bareng-bareng sampai maut memisahkan. 


"Perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik,dan Laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik". 


"Percaya kepada hukum gravitasi, apa yang kita lemparkan akan kembali memantul kepada kita"

"Apa yang kamu tanam adalah apa yang kamu tuai"

Comments

Popular posts from this blog

Apakah Kamu Bahagia ?

Cianjur Train Adventure