One Day Trip The Hidden Paradise : Sawarna-Bayah Beach

Sawarna dimanakah itu ?. Pertama kali itulah yang ada di benak saya, mengetahui keberadaan suatu daerah yang entah berantah. Setelah saya mencari informasi kesana kemari, akhirnya tahu jika Sawarna adalah suatu daerah yang memiliki pantai dengan pasir indah di daerah Lebak, Banten. Posisi lautnya langsung menghadap samudra dan tempat yang baik untuk surfing di Pantai Ciantir. Sawarna lagi in dan ngehits banget ketika para traveler banyak yang sudah melancong kesana dan membuat catatan perjalanan.

Merengek sama papih Jarot pengen pergi kesana akhirnya bulan September 2012 saya pun pergi kesana. Menggunakan moda transportasi motor alias mau touring, saya beserta teman-teman kerja Bang Jarot yang semuanya laki-laki, kebetulan hanya saya perempuan seorang diri. Pada hari Sabtu malam Minggu berangkatlah kami dengan menggunakan 5 sepeda motor pada pukul 19.00 WIB. Setelah mengisi bensin bertolak dari kawasan Grogol menuju Bogor dengan mengambil jalur Pondok Indah-Ciputat-Bogor. Pada saat perjalanan rombongan kami terpecah-pecah menjadi beberapa bagian. Disepakati kami berkumpul depan Mall Botani Square di Bogor. Sampai Bogor sekitar jam 22.00 WIB. Setelah semua tim komplit kami melanjutkan perjalanan menuju Arah Sukabumi dengan jalur Cibadak-Cikidang dan menuju ke arah Pelabuhan Ratu. Medan jalannya berkelok-kelok, turunan tajam, serta sesekali berbatu. Diselingi kebun kelapa sawit di daerah Sukabumi (saya lupa nama daerahnya)

Jarak dari Kota Jakarta menuju Sawarna-Bayah kurang lebih 250 km dengan jarak tempuh antara 7-8 jam. Dini hari pada hari Minggu sekitar pukul 2.00 pagi kami sampai di Pelabuhan Ratu. beristirahat sebentar, menikmati deru ombak, dan segelas kopi pastinya. Kurang lebih 40 menit kami menatap lepas laut di Pelabuhan Ratu, kemudian kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Sawarna kearah barat dengan waktu tempuh 1 jam. Pukul 03.30 kami sampai dikawasan Sawarna dengan ciri khas deretan pepohonan kelapa, dan rumah sederhana. Awalnya dipikiran saya pantainya berada tepat disisi jalan ternyata harus masuk lagi melalui jalan setapak dan jembatan gantung yang hanya bisa dilalui oleh motor.


Jalan setapak menuju Pantai Sawarna

Jembatan goyang hati-hati ya ngelewatinnya...

Jembatan gantung penghubung antara kampung nelayan menuju pantai

Eng..ing...eng... dapet jackpot untuk melewati jembatan goyang tersebut kami harus antri 1 motor sampai akhirnya berada di ujung jembatan. Soalnya kalo jalan 2 motor bisa kecebur disungai dan goyangannya maut. Jalanan menuju pantai penuh bebatuan, lebih tepatnya sih ya ini jalan setapak, terkadang motor harus di gas poll buat ngelewatin bebatuan tersebut. Saya rasa sih nyetirnya kudu jago. Then finally kita sampai juga di bibir Pantai Legon Pari. Ada banyak warung-warung yang masih tutup karena saat itu masih dini hari. Kami memutuskan untuk memarkirkan motor kami di salah satu warung, sambil menunggu matahari terbit saya memutuskan untuk tidur terlebih dahulu.

Sekitar pukul 5.00 pagi Bang Jarot  membangunkan saya bahwa matahari sudah mulai muncul. Bergegaslah saya ambil kamera dan berjalan ke sepanjang pinggiran pantai untuk menemukan spot foto terbaik. Kala itu banyak orang yang mau hunting foto juga nampak dari sebuah komunitas kamera DSLR gitu deh. Perlahan matahari mulai menunjukkan keemasannya, tetapi tidak begitu terang karena tertutupi awan hitam. Tetapi cukup cantik buat kasih opening pagi itu.

Selamat pagi... Selamat datang di Pantai Sawarna

Segerombolan wisatwan mengabadikan cantiknya deburan ombak Pantai Sawarna

Gagahnya ombak menerpa karang

Setelah cukup puas memotret matahari terbit, matahari mulai meninggi dan saya melanjutkan eksplore Pantai Legon Pari. Berjalan menyusuri pantai selama 30 menit, saya berdiri diatas tebing karang yang pada saat itu sedang surut, tetapi menegaskan goresan garis di bebatuan karang yang sangat indah. Saya berfikir ini seperti bebatuan di Mesopotamia atau Yunani. Sangat cantik dengan kontras yang manis.
Top Point Pantai Legon Pari

Bebatuan karang yang masih surut

Pemandangan lepas samudra dari tebing karang

Batuan karang nan cantik

Hari semakin siang, setelah puas main-main air dan eksplore pantai Sawarna kami berencana menuju spot berikutnya yakni Pantai Tanjung Klayar. Berbekal informasi dari si Ibu pemilik warung kami melipir pinggiran pantai ke arah barat, niatnya sih memotong jalan. Tapi yang terjadi kami malah nyasar masuk kebun kelapa. Pasir pantai disini sangat halus dan dalam. Alhasil saya dapat jackpot lagi dari Bang Jarot, dibonceng dan jatuh untungnya di gundukan pasir, cuma ketiban motor untung ndak lecet. Akhirnya kami memutar balik ke arah warung semula, dan kami mengikuti jalan normal.

Jalanan menyusuri bibir pantai

Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB. Matahari sangat menyengat, dan kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu. Harga makanan disini cukup bersahabat sekitar Rp.10.000-Rp.15.000 untuk sekali makan. Setelah itu kami langsung menuju Pantai Tanjung Klayar. Untuk masuk ke objek ini dikenakan tarif masuk Rp.3.000 kalo saya tidak salah. Lagi-lagi jembatan goyang, motor harus antri untuk menyebrangi jembatan ini. Satu per satu motor berbaris rapih untuk menyebrang. Tetapi harus lebih sabar karena dari 2 arah untuk menyebrang jembatan ini.

Sebenarnya icon dari pantai Sawarna sendiri itu Pantai Tanjung Klayar dimana ada bebatuan karang yang cukup tinggi berada ditengah-tengah mungkin sudah berumur ribuan tahun membentuk seperti layar kapal. Pada spot ini selalu dijadikan foto-foto, cantik dengan kolam-kolam ikan kecil serta biota laut di sekelilingnya. Karena musim kemarau maka rerumputan diatas batuan karang itu kering, sedangkan saat musim penghujan biasanya cantik, berwarna hijau yang menyegarkan mata.


Pantai Tanjung Klayar
Rumput Laut dan Samudra
Show your emotion babe :)
Terumbu karang dan biota nan cantik
The Hidden Paradise of Sawarna

Team Uhuy

Jalanan menuju Sawarna

Puas berfoto ria di Pantai Tanjung Klayar kmi bergegas menuju spot berikutnya di daerah Bayah, yakni Pantai Karang Taraje. Bayah memiliki pantai-pantai cantik sepanjang kurang lebih 30 km. Tetapi kami tidak mengeksplore semuanya dikarenakan keterbatasan waktu. Waktu tempuh menuju Pantai Karang Taraje sekitar 30-45 menit dari Pantai Tanjung Klayar. Tiket masuk sebesar Rp.2.000/orang. Untuk kontur warna bebatuan karang saya lebih suka di pantai sekitaran Bayah karena lebih variatif dan berwarna-warni. Lebih cantik kesannya. Disini kami menunggu waktu sun set tetapi lagi-lagi tertutupi mendung. Pukul 18.00 WIB kami pun kembali pulang menuju Jakarta.

Kontur bebatuan karang sekitaran pantai di Bayah

Menuju senja
FYI memang banyak penginapan di daerah Sawarna tetapi kita harus ngojeg lagi untuk menuju pantai yang katanya kalo pulang pergi bisa sampai Rp.100.000 karena jaraknya yang cukup jauh. Kisaran penginapan sebesar Rp.100.000-Rp.150.000 sudah termasuk makan 3x loh ya. Kalo saya sih menyarankan yang mau ngetrip ke pantai-pantai disekitaran Sawarna-Bayah untuk pake motor saja. Pegel sih touring tapi spot private beachnya lebih memungkinkan untuk dicapai.Ditambah dengan pasang tenda dipinggir pantai, it will be nice moment. Sebenarnya masih banyak spot di Sawarna yang belum saya eksplore seperti Goa Lalay, mungkin next time akan kembali kesini dan explore lagi.

Untuk masalah biaya saya hanya mengeluarkan Rp.100.000 saja sudah 3x makan dan sekali makan Rp.45.000 , sisanya patungan bensin. Kalo paket wisata backpacker yang saya tahu rata-rata berkisar Rp.380.000-Rp.400.000 untuk 2 hari 1 malam tetapi biasanya menggunakan elf AC dari Jakarta. Silahkan dipilih mau menikmati Sawarna dengan cara seperti apa. Paling penting jangan meninggalkan sampah, kecuali jejak. Jangan mengambil apapun, kecuali gambar.





















Comments

  1. bagus bgt pantainya..terutama pantai tanjung layarnya itu :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Apakah Kamu Bahagia ?

Cianjur Train Adventure

Quarter Crisis Life Part Jodoh & Kehidupan (Part 2)